Seiring  dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup, wadah dan pembungkus  makanan alami tersebut mulai ditinggalkan masyarakat dan diidentikan  dengan kumuh, tidak higienis, tidak praktis, perlahan berganti dengan  pembungkus/wadah buatan manusia yang kini biasa kita gunakan seperti  kertas, pastik, kaleng dan styrofoamSelama ini, wadah dan pembungkus  makanan buatan yang modern itu memang menciptakan kesan praktis, simple  dan bersih. Bagaimana dengan sisi negatifnya? seberapa aman wadah dan  pembungkus buatan bagi kesehatan?Ragam Wadah/Pembungkus&Resikonya
Plastik
Bahan  pengemas yang satu ini mudah didapat dan sangat fleksibel  penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali  digunakan sebagai pelapis kertas. Jenis plastik sendiri beraneka ragam,  ada Polyethylene, Polypropylen, Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan  Vinylidene Chloride Resin. Secara umum plastik tersusun dari polimer  yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut  monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat  tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan  menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus dengan plastik,  monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya  berpindah ke tubuh orang yang mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang  telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak  dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran).
Penumpukan  bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu  munculnya kanker. Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan,  polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem  saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin  merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai  penyebab utama kanker karena sifatnya yang sangat beracun.Masing-masing  jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari  material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Perpindahan  monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu  panas, asam dan lemak. Jadi, sebaiknya sayur bersantan, susu dan  buah-buahan yang mengandung asam organik tidak dibungkus plastik dalam  keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu  lama.Penggunaan plastik boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam  keadaan dingin.
Namun  demikian memang ada plastik khusus yang bertuliskan tahan lemak dan  tahan dingin. Akan tetapi tetap saja Plastik jenis ini hanya boleh  dipakai selama bahan yang dimasukkan tidak panas. Semakin tinggi suhu  makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi  perpindahan ini. Apalagi bila makanan berbentuk cair seperti bakso, mie  ayam, sup, sayuran berkuah dan sebagainya. Saat makanan panas ini  dimasukkan ke dalam plastik, kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan  tipis. Inilah tanda terputusnya ikatan-ikatan monomer.
Kalaupun  terpaksa menggunakan plastik sebagai pembungkus, usahakan secepat  mungkin makanan dapat dipindahkan ke wadah yang aman, karena semakin  lama kontak makanan dengan plastik, semakin banyak bahan berbahaya yang  pindah ke makanan. Perpindahan monomer juga terjadi bila makanan atau  minuman dalam wadah plastik terkena panas matahari secara langsung.  Karena itu, usahakan menghindari air minum dalam kemasan yang terpapar  matahari, atau permen yang telah lengket dengan pembungkusnya karena  leleh oleh panas. Perhatikan juga untuk tidak menuang air minum atau  sayuran panas ke dalam wadah plastik dan menggunakan alat-alat makan  dari plastik saat makanan masih panas. Pilih makanan yang dikukus dengan  dibungkus daun, bukan plastik seperti lemper, lontong kue lupis dan  sejenisnya.
Yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan adalah  Polyethylene yang tampak bening, dan Polypropylen yang lebih lembut dan  agak tebal. Poly Vinyl Chlorida (PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus  permen, pelapis kertas nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan  transparan. Sedangkan Vinylidene Chloride Resin dan Poly Vinyl Chlorida  (PVC) bila digunakan mengemas bahan yang panas akan tercemar dioksin,  suatu racun yang sangat berbahaya bagi manusia.Dioksin ini bersifat  larut dalam lemak, maka terakumulasi dalam pangan yang relatif tinggi  kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar (97,5%) ke dalam produk  pangan secara berurutan konsentrasinya yaitu daging, produk susu, susu,  unggas, daging babi, daging ikan dan telur. Oleh karena itu penggunaan  plastik ini sering digunakan sebagai pembungkus permen, pelapis kertas  nasi dan bahan penutup karena amat tipis dan transparan
 Chinese
 Chinese French
 French German
 German Italian
 Italian Japanese
 Japanese Korean
 Korean Russian
 Russian Spanish
 Spanish
 


0 comments:
Post a Comment