Temen temen ....
ini beberapa penyakit immunodefisiensi loh ...
So... lets check it out !!
Penyakit  Immunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana  sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih  sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung  lebih lama dari biasanya.
Jika  suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir,  anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap  antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.
Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
Penyakit imunodefisiensi kongenital
   1. Penyakit dimana terdapat kadar antibodi yang rendah
      - Common variable immunodeficiency
      - Kekurangan antibodi selektif (misalnya kekurangan IgA)
      - Hipogammaglobulinemia sementara pada bayi
      - Agammaglobulinemia X-linked
   2. Penyakit dimana terjadi gangguan fungsi sel darah putih
      * Kelainan pada limfosit T
      - Kandidiasis mukokutaneus kronis
      - Anomali DiGeorge
      * Kelainan pada limfosit T dan limfosit B
      - Ataksia-teleangiektasia
      - Penyakit imunodefisiensi gabungan yang berat
      - Sindroma Wiskott-Aldrich
      - Sindroma limfoproliferatif X-linked
   3. Penyakit dimana terjadi kelainan pada fungsi pembunuh dari sel darah putih
      - Sindroma Chediak-Higashi
      - Penyakit granulomatosa kronis
      - Kekurangan leukosit glukosa-6-fosfatas dehidrogenasi
      - Kekurangan mieloperoksidase
   4. Penyakit dimana terdapat kelainan pergerakan sel darah putih
      - Hiperimmunoglobulinemia E
      - Kelainan perlekatan leukosit
   5. Penyakit dimana terdapat kelainan pada sistem komplemen
      - Kekurangan komplemen komponen 3 (C3)
      - Kekurangan komplemen komponen 6 (C6)
      - Kekurangan komplemen komponen 7 (C7)
      - Kekurangan kompleman komponen 8 (C8) 
AGAMMAGLOBULINEMIA X-LINKED
Agammaglobulinemia  X-linked (agammaglobulinemia Bruton) hanya menyerang anak laki-laki dan  merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B  serta sangat rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada  kromosom X.
Bayi  akan menderita infeksi paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena  bakteri (misalnya Hemophilus dan Streptococcus) dan bisa terjadi infeksi  virus yang tidak biasa di otak.
Tetapi  infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena sebelumnya  bayi memiliki antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari  ibunya.
Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita polio. Mereka juga bisa menderita artritis.
Suntikan  atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar  penderita memiliki antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi.
Jika terjadi infeksi bakteri diberikan antibiotik.
Anak  laki-laki penderita agammaglobulinemia X-linked banyak yang menderita  infeksi sinus dan paru-paru menahun dan cenderung menderita kanker.
COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY
Immunodefisiensi  yang berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia berapapun,  tetapi biasanya baru muncul pada usia 10-20 tahun.
Penyakit  ini terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun jumlah  limfosit Bnya normal. Pada beberapa penderita limfosit T berfungsi  secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.
Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis rematoid.
Biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan baik.
Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita.
Jika terjadi infeksi diberikan antibiotik.
KEKURANGAN ANTIBODI SELEKTIF
Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan antibodi jenis tertentu.
Yang  paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang kekurangan IgA  sifatnya diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa  penyebab yang jelas.
Penyakit ini juga bisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang).
Sebagian  besar penderita kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya  mengalami gangguan ringan, tetapi penderita lainnya bisa mengalami  infeksi pernafasan menahun dan alergi.
Jika  diberikan transfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung  IgA, beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang bisa  menyebabkan reaksi alergi yang hebat ketika mereka menerima plasma atau  immunoglobulin berikutnya.
Biasanya tidak ada pengobatan untuk kekurangan IgA.
Antibiotik diberikan pada mereka yang mengalami infeksi berulang.
PENYAKIT IMMUNODEFISIENSI GABUNGAN YANG BERAT
Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat merupakan penyakit immunodefisiensi yang paling serius.
Terjadi  kekurangan limfosit B dan antibodi, disertai kekurangan atau tidak  berfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi  secara adekuat.
Sebagian besar bayi akan mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut); diare biasanya baru muncul pada usia 3 bulan.
Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia pneumokistik.
Jika  tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia 2 tahun.  Antibiotik dan immunoglobulin bisa membantu, tetapi tidak menyembuhkan.
Pengobatan terbaik adalah pencangkokan sumsum tulang atau darah dari tali pusar.
SINDROMA WISKOTT-ALDRICH
Sindroma  Wiskott-Aldrich hanya menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim,  penurunan jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan limfosit B  yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang.
Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa kelainan perdarahan (misalnya diare berdarah).
Kekurangan  limfosit T dan limfosit B menyebabkan anak rentan terhadap infeksi  bakteri, virus dan jamur. Sering terjadi infeksi saluran pernafasan.
Anak yang bertahan sampai usia 10 tahun, kemungkinan akan menderita kanker (misalnya limfoma dan leukemia).
Pengangkatan  limpa seringkali bisa mengatasi masalah perdarahan, karena penderita  memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di  dalam limpa.
Antibiotik dan infus immunoglobulin bisa membantu penderita, tetapi pengobatan terbaik adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.
ATAKSIA-TELANGIEKTASIA
Ataksia-telangiektasia adalah suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan sistem saraf.
Kelainan pada serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi) menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi (ataksia).
Kelainan pergerakan biasanya timbul ketika anak sudah mulai berjalan, tetapi bisa juga baru muncul pada usia 4 tahun.
Anak tidak dapat berbicara dengan jelas, otot-ototnya lemah dan kadang terjadi keterbelakangan mental.
Telangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler (pembuluh darah yang sangat kecil) di kulit dan mata.
Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya paling jelas terlihat di mata, telinga, bagian pinggir hidung dan lengan.
Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi sinus yang bisa menyebakan kelainan paru-paru menahun.
Kelainan pada sistem endokrin bisa menyebabkan ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.
Banyak anak-anak yang menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak dan kanker lambung.
Antibiotik dan suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi tetapi tidak dapat mengatasi kelaianan saraf.
Ataksia-telangiektasia biasanya berkembang menjadi kelemahan otot yang semakin memburuk, kelumpuhan, demensia dan kematian.
SINDROMA HIPER-IgE
Sindroma  hiper-IgE (sindroma Job-Buckley) adalah suatu penyakit immunodefisiensi  yang ditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi  bakteri stafilokokus berulang.
Infeksi bisa menyerang kulit, paru-paru, sendi atau organ lainnya.
Banyak penderita yang memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah tulang.
Beberapa penderita menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti eksim, hidung tersumbat dan asma.
Antibiotik diberikan secara terus menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus.
Sebagai tindakan pencegahan diberikan antibiotik trimetoprim-sulfametoksazol.
PENYAKIT GRANULOMATOSA KRONIS
Penyakit  granulomatosa kronis kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi  akibat kelainan pada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya  kemampuan mereka untuk membunuh bakteri dan jamur tertentu.
Sel darah putih tidak menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan zat kimia lainnya yang membantu melawan infeksi.
Gejala biasanya muncul pada masa kanak-kanak awal, tetapi bisa juga baru timbul pada usia belasan tahun.
Infeksi kronis terjadi pada kulit, paru-paru, kelenjar getah bening, mulut, hidung dan usus.
Di sekitar anus, di dalam tulan dan otak bisa terjadi abses.
Kelenjar getah bening cenderung membesar dan mengering. Hati dan limpa membesar.
Pertumbuhan anak menjadi lambat.
Antibiotik bisa membantu mencegah terjadinya infeksi.
Suntikan gamma interferon setiap minggu bisa menurunkan kejadian infeksi.
Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang berhasi menyembuhkan penyakit ini.
HIPOGAMMAGLOBULIN SEMENTARA PADA BAYI
Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang mulai terjadi pada usia 3-6 bulan.
Keadaan  ini lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang lahir prematur karena  selama dalam kandungan, mereka menerima antibodi ibunya dalam jumlah  yang lebih sedikit.
Penyakit ini tidak diturunkan, dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan.
Biasanya hanya berlangsung selama 6-18 bulan.
Sebagian bayi mampu membuat antibodi dan tidak memiliki masalah dengan infeksi, sehingga tidak diperlukan pengobatan.
Beberapa bayi (terutama bayi prematur) sering mengalami infeksi.
Pemberian immunoglobulin sangat efektif untuk mencegah dan membantu mengobati infeksi. Biasanya diberikan selama 3-6 bulan.
Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.
ANOMALI DiGEORGE
Anomali DiGeorge terjadi akibat adanya kelainan pada perkembangan janin.
Keadaan ini tidak diturunkan dan bisa menyerang anak laki-laki maupun anak perempuan.
Anak-anak  tidak memiliki kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar yang penting  untuk perkembangan limfosit T yang normal. Tanpa limfosit T, penderita  tidak dapat melawan infeksi dengan baik.
Segera setelah lahir, akan terjadi infeksi berulang. Beratnya gangguan kekebalan sangat bervariasi.
Kadang kelainannya bersifat parsial dan fungsi limfosit T akan membaik dengan sendirinya.
Anak-anak  memiliki kelainan jantung dan gambaran wajah yang tidak biasa  (telinganya lebih renadh, tulang rahangnya kecil dan menonjol serta  jarak antara kedua matanya lebih lebar).
Penderita  juga tidak memiliki kelenjar paratiroid, sehingga kadar kalium darahnya  rendah dan segera setelah lahir seringkali mengalami kejang.
Jika keadaannya sangat berat, dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
Bisa juga dilakukan pencangkokan kelenjar thymus dari janin atau bayi baru lahir (janin yang mengalami keguguran).
Kadang  kelainan jantungnya lebih berat daripada kelainan kekebalan sehingga  perlu dilakukan pembedahan jantung untuk mencegah gagal jantung yang  berat dan kematian.
Juga dilakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya kadar kalsium dalam darah.
KANDIDIASIS MUKOKUTANEUS KRONIS
Kandidiasi  mukokutaneus kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih,  yang menyebabkan terjadinya infeksi jamur Candida yang menetap pada bayi  atau dewasa muda.
Jamur bisa menyebabkan infeksi mulut (thrush), infeksi pada kulit kepala, kulit dan kuku.
Penyakit ini agak lebih sering ditemukan pada anak perempuan dan beratnya bervariasi.
Beberapa  penderita mengalami hepatitis dan penyakit paru-paru menahun. Penderita  lainnya memiliki kelainan endokrin (seperti hipoparatiroidisme).
Infeksi internal oleh Candida jarang terjadi.
Biasanya infeksi bisa diobati dengan obat anti-jamur nistatin atau klotrimazol.
Infeksi  yang lebih berat memerlukan obat anti-jamur yang lebih kuat (misalnya  ketokonazol per-oral atau amfoterisin B intravena).
Kadang dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
PENYEBAB
Immunodefisiensi bisa timbul sejak seseorang dilahirkan (immunodefisiensi kongenital) atau bisa muncul di kemudian hari.
Immunodefisiensi  kongenital biasanya diturunkan. Terdapat lebih dari 70 macam penyakit  immunodefisiensi yang sifatnya diturunkan (herediter).
Pada  beberapa penyakit, jumlah sel darah putihnya menurun; pada penyakit  lainnya, jumlah sel darah putih adalah normal tetapi fungsinya mengalami  gangguan. Pada sebagian penyakit lainnya, tidak terjadi kelainan pada  sel darah putih, tetapi komponen sistem kekebalan lainnya mengalami  kelainan atau hilang.
Immunodefisiensi  yang didapat biasanya terjadi akibat suatu penyakit. Immunodefisiensi  yang didapat lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan immunodefisiensi  kongenital.
Beberapa  penyakit hanya menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang ringan,  sedangkan penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan  infeksi.
Pada  infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan menghancurkan  sel darah putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan  jamur.
Berbagai keadaan bisa mempengaruhi sistem kekebalan.
Pada kenyataannya, hampir setiap penyakit serius menahun menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan.
Orang  yang memiliki kelainan limpa seringkali mengalami immunodefisiensi.  Limpa tidak saja membantu menjerat dan menghancurkan bakteri dan  organisme infeksius lainnya yang masuk ke dalam peredaran darah, tetapi  juga merupakan salah satu tempat pembentukan antibodi.
Jika  limpa diangkat atau mengalami kerusakan akibat penyakit (misalnya  penyakit sel sabit), maka bisa terjadi gangguan sistem kekebalan.
Jika  tidak memiliki limpa, seseorang (terutama bayi) akan sangat peka  terhadai infeksi bakteri tertentu (misalnya Haemophilus influenzae,  Escherichia coli dan Streptococcus). Selain vaksin yang biasa diberikan  kepada anak-anak, seorang anak yang tidak memiliki limpa harus  mendapatkan vaksin pneumokokus dan meningokokus.
Anak  kecil yang tidak memiliki limpa harus terus menerus mengkonsumsi  antibiotik selama 5 tahun pertama. Semua orang yang tidak memiliki  limpa, harus segera mengkonsumsi antibiotik begitu ada demam sebagai  pertanda awal infeksi.
Malnutrisi (kurang gizi) juga bisa secara serius menyebabkan gangguan sistem kekebalan.
Jika  malnutrisi menyebabkan berat badan kurang dari 80% berat badan ideal,  maka biasanya akan terjadi gangguan sistem kekebalan yang ringan.
Jika berat badan turun sampai kurang dari 70% berat badan ideal, maka biasanya terjadi gangguan sistem kekebalan yang berat.
Infeksi  (yang sering terjadi pada penderita kelainan sistem kekebalan) akan  mengurangi nafsu makand an meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh,  sehingga semakin memperburuk keadaan malnutrisi.
Beratnya  gangguan sistem kekebalan tergantung kepada beratnya dan lamanya  malnutrisi dan ada atau tidak adanya penyakit. Jika malnutrisi berhasil  diatasi, maka sistem kekebalan segera akan kembali normal.
Beberapa penyebab dari immunodefisiensi yang didapat:
   1. Penyakit keturunan dan kelainan metabolisme
      - Diabetes
      - Sindroma Down
      - Gagal ginjal
      - Malnutrisi
      - Penyakit sel sabit
   2. Bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan
      - Kemoterapi kanker
      - Kortikosteroid
      - Obat immunosupresan
      - Terapi penyinaran
   3. Infeksi
      - Cacar air
      - Infeksi sitomegalovirus
      - Campak Jerman (rubella kongenital)
      - Infeksi HIV (AIDS)
      - Mononukleosis infeksiosa
      - Campak
      - Infeksi bakteri yang berat
      - Infeksi jamur yang berat
      - Tuberkulosis yang berat
   4. Penyakit darah dan kanker
      - Agranulositosis
      - Semua jenis kanker
      - Anemia aplastik
      - Histiositosis
      - Leukemia
      - Limfoma
      - Mielofibrosis
      - Mieloma
   5. Pembedahan dan trauma
      - Luka bakar
      - Pengangkatan limpa
   6. Lain-lain
      - Sirosis karena alkohol
      - Hepatitis kronis
      - Penuaan yang normal
      - Sarkoidosis
      - Lupus eritematosus sistemik.
GEJALA
Sebagian  besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan sebanyak 6  kali atau lebih dalam 1 tahun, terutama jika tertular oleh anak lain.
Sebaliknya,  bayi dengan gangguan sistem kekebalan, biasanya menderita infeksi  bakteri berat yang menetap, berulang atau menyebabkan komplikasi.  Misalnya infeksi sinus, infeksi telinga menahun dan bronkitis kronis  yang biasanya terjadi setelah demam dan sakit tenggorokan. Bronkitis  bisa berkembang menjadi pneumonia
Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka terhadap infeksi.
Thrush  (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan  gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem  kekebalan.
Peradangan  mata (konjungtivitis), rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran  kapiler dibawah kulit juga merupakan pertanda dari penyakit  immunodefisiensi.
Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare, pembentukan gas yang berlebihan dan penurunan berat badan.
DIAGNOSA
Infeksi  yang menetap atau berulang, atau infeksi berat oleh mikroorganisme yang  biasanya tidak menyebabkan infeksi berat, bisa merupakan petunjuk  adanya penyakit immunodefisiensi.
# Petunjuk lainnya adalah: Respon yang buruk terhadap pengobatan
# Pemulihan yang tertunda atau pemulihan tidak sempurna
# Adanya jenis kanker tertentu
# Infeksi oportunistik (misalnya infeksi Pneumocystis carinii yang tersebar luas atau infeksi jamur berulang).
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui:
- jumlah sel darah putih
- kadar antibodi/immunoglobulin
- jumlah limfosit T
- kadar komplemen.
PENGOBATAN
Jika ditemukan pertanda awal infeksi, segera diberikan antibiotik.
Kepada  penderita sindroma Wiskott-Aldrich dan penderita yang tidak memiliki  limpa diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan sebelum  terjadinya infeksi. Untuk mencegah pneumonia seringkali digunakan  trimetoprim-sulfametoksazol.
Obat-obat  untuk meningkatkan sistem kekebalan (contohnya levamisol, inosipleks  dan hormon thymus) belum berhasil mengobati penderita yang sel darah  putihnya sedikit atau fungsinya tidak optimal.
Peningkatan kadar antibodi dapat dilakukan dengan suntikan atau infus immun globulin, yang biasanya dilakukan setiap bulan.
Untuk mengobati penyakit granulomatosa kronis diberikan suntikan gamma interferon.
Prosedur  yang masih bersifat eksperimental, yaitu pencangkokan sel-sel thymus  dan sel-sel lemak hati janin, kadang membantu penderita anomali  DiGeorge.
Pada  penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat yang disertai kekurangan  adenosin deaminase, kadang dilakukan terapi sulih enzim.
Jika ditemukan kelainan genetik, maka terapi genetik memberikan hasil yang menjanjikan.
Pencangkokan sumsum tulan gkadang bisa mengatasi kelainan sistem kekebalan kongenital yang berat.
Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat, seperti penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat.
Kepada  penderita yang memiliki kelainan sel darah putih tidak dilakukan  transfusi darah kecuali jika darah donor sebelumnya telah disinar,  karena sel darah putih di dalam darah donor bisa menyerang darah  penderita sehingga terjadi penyakit serius yang bisa berakibat fatal  (penyakit graft-versus-host).
PENCEGAHAN
# Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi: Mempertahankan gizi yang baik
# Memelihara kebersihan badan
# Menghindari makanan yang kurang matang
# Menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular
# Menghindari merokok dan obat-obat terlarang
# Menjaga kebersihan gigi untuk mencegah infeksi di mulut
# Vaksinasi diberikan kepada penderita yang mampu membentuk antibodi.
Kepada  penderita yang mengalami kekurangan limfosit B atau limfosit T hanya  diberikan vaksin virus dan bakteri yang telah dimatikan (misalnya vaksin  polio, MMR dan BCG).
Jika  diketahui ada anggota keluarga yang membawa gen penyakit  immunodefisiensi, sebaiknya melakukan konseling agar anaknya tidak  menderita penyakit ini.
Beberapa  penyakit immunodefisiensi yang bisa didiagnosis pda janin dengan  melakukan pemeriksaaan pada contoh darah janin atau cairan ketuban:
- Agammaglobulinemia
- Sindroma Wiskott-Aldrich
- Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat
- Penyakit granulomatosa kronis.
Pada  kebanyakan penyakit ini , orang tua atau saudara kandungnya dapat  menjalani pemeriksaan untuk menentukan apakah mereka membawa gen dari  penyakit ini. 
 Chinese
 Chinese French
 French German
 German Italian
 Italian Japanese
 Japanese Korean
 Korean Russian
 Russian Spanish
 Spanish
 


0 comments:
Post a Comment